Jumat, 14 Agustus 2009

Sebuah Perkataan Buruk (Oleh: EA)

Di suatu pagi yang berawan, seorang nyonya berperawakan sedang tengah memarahi pembantu rumah tangganya yang baru saja tidak sengaja memecahkan piring kesayangannya.

“Dasar tolol! Mencuci saja tidak becus! Kau tahu harga piring ini berapa? Nyawamu saja tak mungkin dapat menggantinya!” maki nyonya tersebut dengan kasarnya, pada wanita muda yang tak lain adalah pembantunya tersebut. Wanita muda yang seorang pembantu tersebut hanya dapat menunduk sepi ketika nyonya tersebut memakinya habis-habisan. Sementara itu, putri kecil serta suami nyonya tersebut hanya dapat memperhatikan ‘amukan’ ibu dan istri mereka yang telah menodai acara sarapan pagi mereka.

* * *

Keesokan harinya ketika jam sarapan telah tiba, nyonya berperawakan sedang tersebut tengah membawa segelas susu untuk putri kecilnya yang sedang duduk manis bersama sang ayah menunggu sarapannya di ruang makan. Tanpa disangka-sangka, nyonya tersebut terpeleset dan tak pelak gelas yang dibawanya tadi pecah tercerai-berai di atas lantai.

“Dasal Mama tolol! Beljalan saja tidak becus. Lihat, susuku sampai tumpah. Halga susu ‘kan makin mahal!” gerutu putri kecil nyonya tersebut dengan polos dan cadelnya. Mendengarkan ucapan putri kecilnya yang baru saja berusia tiga tahun itu, nyonya tersebut tercengang. Begitu pula dengan suaminya. Perlan-lahan nyonya tersebut menyadari bahwa anaknya yang belum mengerti apa-apa tersebut, mencontoh perkataan-perkataan buruknya semalam. Dia tidak menyangka, bahwa perkataan buruknya semalam telah terekam jelas di otak buah hatinya.